Minggu, 20 Juni 2010

Nasehat 18 Juni 2010

Hadirin, hendaknya kita meningkatkan kesadaran kita, bahwa mengarungi kehidupan di dunia ini juga bekal untuk hidup di akhirat nanti adalah dengan mengikuti syariah Islam secara utuh .
Tanpa melalui syariah Islam maka perjalanan hidup kita, usaha kita, akan sia - sia.
Dari mulai lahir hingga menjelang kematian kita, tidak ada alasan untuk tidak menambah ilmu tentang Islam, karena masih banyak permasalahan - permasalahan tentang Islam yang belum kita ketahui.

Jadi sebagai kaum muslim, kita harus siap menyampaikan risalah tentang Islam. Juga hendaknya kita siap mendengar pengetahuan maupun ceramah tentang Islam. Jadi semampu kita, sampaikan walaupun satu ayat di iringi oleh pengetahuan dan pemahamannya.

Namun dalam menyampaikan Islam, Alloh selalu  memberikan tantangan untuk menguji sampai dimana kesabaran manusia menyampaikan hukum Islam ini. Jadi tidak semudah apa yang kita perkirakan. Tidak semua penyampai yang baik diterima. Tidak semuanya. Karena banyak juga yang memandang kebenaran sudah tidak di ukur lagi dengan dalil Islam. Kebanyakan mereka menilai bahwa kebenaran dinilai dari pokoknya keterangan itu diterima oleh masyarakat ya sudah itu benar.

Jadi kebanyakan kaum muslimin sendiri tidak peduli, apakah yang diterima oleh masyarakat itu bertentangan dengan ayat - ayat Alloh, hadits Rosullulloh, tidak peduli. Yang penting masyarakat menerima ya sudah, itu berarti benar. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman secara menyeluruh tentang Islam.
Dengan kondisi semacam itu, maka kebangkitan Islam itu tidak akan pernah terjadi, karena hanya menerima dan menerima saja. Apapun yang di hembuskan oleh barat, selalu di terima dan di terima tanpa mengadakan seleksi. Bagaimana hendak menyeleksi, untuk mengaji saja malas luar biasa. Bahkan ilmu agama itu hampir saja boleh dikatakan tidak laku. Kalah dengan pengetahuan pengetahuan yang lain.

Mari kita baca Q.S Ali Imron ayat 186 yang artinya : "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."

Dalam masalah harta di atas dapat berarti kekurangan harta bisa juga kelebihan harta. Itu ujian. Orang yang paham tentang Islam, berlebihan harta, tidak akan terpengaruh oleh rutinitas. Tetapi tetap menjalankan tugas - tugas yang diperintahkan Alloh. Jika telah waktunya menjalankan perintah NYA tentu rutinitas pekerjaan, perdagangan, dan sebagainya ditinggalkan.
Begitu juga dengan kekurangan harta. Dengan kekurangan itu tidak membuat dirinya itu putus asa. Selalu biasa - biasa saja.  Tetap berjihad fisabilillah. Tetap semangat untuk beribadah kepada Alloh. Yang penting itu berguna bagi dirinya maupun orang lain.
Yang kedua, dalam hal menyampaikan risalah, akan ada omongan dari para ahli kitab maupun orang - orang musyrik yang menyakitkan. Modalnya untuk menghadapi itu semua adalah kesabaran dan taqwa.

Dalam suatu riwayat, berdasarkan hadits soheh Bukhori yaitu sebelum terjadinya perang Badar , Rosululloh hendak menyampaikan wahyu dari Alloh SWT yang baru di dapat pada suatu majelis. Pada majelis tersebut terdapat banyak orang, termasuk kaum yahudi, nasrani, maupun kaum munafik. Setelah turun dari unta dan menyampaikan salam, Rosululloh malah disambut dengan perkataan untuk tidak mengotori majelis mereka dengan nasehat - nasehat beliau dan menyuruh beliau untuk kembali naik unta dan pergi dari majelis tersebut. Oleh mereka dianggap mengganggu. Padahal tujuan Rosululloh adalah untuk meng Islamkan kaum muslimin yang pada waktu itu masih minoritas dan pergaulannya masih campur baur.

Jadi selama ajaran Islam belum di fahami secara kafah, tetaplah kaum muslimin itu terdholimi oleh aliran - aliran lain. Mengapa kaum muslimin posisinya terlalu lemah? Karena apa? Karena kaum muslimin punya penyakit memahami dan mempelajari Islam tidak keseluruhan, tapi sebagian - sebagian, dan ada juga yang terpengaruh oleh faham kapitalis.
Ciri dari orang kapitalis adalah pokoknya dirinya untung, apakah orang lain sejahtera tidak ada urusan, karena memang aturan dalam kapitalis tidak memikirkan masyarakat secara umum. Kapitalis itu menganggap bahwa agama itu penting, tapi agama itu sifatnya hanya mengatur individu, pribadi - pribadi dan ibadat yang sifatnya ritual saja. Jadi Islam jangan sampai mengatur aturan - aturan yang sifatnya umum untuk masyarakat. Padahal Al Qur'an diturunkan untuk mengatur semua aktivitas kehidupan di muka bumi ini.  Islam mengatur agar umat itu sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
Sementara itu mereka, orang - orang kapitalis, dengan seenaknya meng-intervensi negara mayoritas muslim. Mengandalkan alat - alatnya, kesombongannya, bahkan memporak porandakan negeri itu.

Oleh karena itu harus ada semangat untuk mengembalikan Islam seperti di jaman Rosululloh, dan tidak terpecah belah seperti sekarang. Banyak aliran - aliran. 
Jadi sekali lagi hendaknya kaum muslim terus sabar berusaha menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Jangan menjadi pesimis dalam rangka mengembalikan Islam seperti masa kejayaannya dulu. Tetaplah berpegang pada Al Qur'an dan hadits.

10 comments:

Ummiega mengatakan...

Banyak terjadi di masyarakat kita adalah minimnya tehnik penyampaian hal-hal yang berhubungan dengan Islam yang dapat mengena dihati semua orang. Banyak kasus sering kita alami dimana kita ingin menyampaikan kebenaran namun dengan cara yang tidak disukai oleh lawan bicara malah mengakibatkan bukannya ia memahami namun akhirnya memusuhi. Dalam hal ini kita banyaklah merenungi surat An Nahl, ayat 125 "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk".

Elong Bujang mengatakan...

Nasehat yang sangat berharga....

NumberOne mengatakan...

Dengan jalan yang baik...tentu bukan dengan jalan kekerasan ya Ummi... :) Trims banyak atas komentarnya :)

NumberOne mengatakan...

@elong bujang: semoga bermanfaat ... :)

etam grecek mengatakan...

salam persahabatan dan salam kenal...

hanumuslem mengatakan...

nasehat yang baik.. terimakasih yaw

NumberOne mengatakan...

@etam : salam juga :)
@hanu: terima kasih kembali... :)

Lixzz mengatakan...

umat islam bersatulah!

Iskandar Dzulkarnain mengatakan...

ada apa dengan hari ahad?
aku lihat full postingan semuanya hari ahad
salam kenal :)

NumberOne mengatakan...

@John Terro: sebenernya agak maksa artinya, dan nggak berkaitan dengan nama hari. Pengennya di kasi judul Satu Nasehat plus tanggal waktu saya mendengarkan khotbah nya. Akhirnya saya buat Jadi Nasehat Ahad...he he he... Kayaknya mending di beri judul aja ya?

Posting Komentar