Sabtu, 25 September 2010

Yuk lihat wayang kulit !!!

Sangat jarang memang pagelaran wayang kulit diadakan. Apalagi diadakannya untuk mengisi suatu resepsi pernikahan, yang belakangan ini kebanyakan diisi oleh pemain organ tunggal/electone, atau band dengan lagu jazz atau top 40, bahkan lagu dangdut. Jadi momen ini termasuk jarang dan sungguh sayang untuk dilewatkan.

Walaupun saya pribadi kurang begitu paham apa yang disampaikan sang dalang (he...he...he...), tetapi menyaksikan pertunjukan ini secara langsung memang terasa beda bila dibandingkan jika kita melihat melalui televisi misalnya.

 Sekedar untuk dokumentasi, ini beberapa potret pertunjukan wayang kulitnya. Monggo disimak nggih... (^_^)



 de panggung ~ by numberone
 
 

 penikmat setia ~ by numberone



 "tiga diva" ~ by numberone




 de Raksasa ~ by numberone




 (kata para penonton) "de Changcuters" ~ by numberone




cangik dan limbuk ~ by numberone




de gamelan player ~ by numberone




 de sinden ~ by numberone




de "player" ~ by numberone

Senin, 02 Agustus 2010

Announcement 2

Mohon maaf buat teman - teman dan pengunjung blog ini, belakangan saya belum bisa berkunjung maupun pasang link (untuk yang minta tukar link), karena kesibukan nih. Tapi pasti nanti kalau ada waktu saya akan berkunjung dan komen lagi di blog teman - teman. Dan untuk yang minta tukar link sabar ya, nanti semoga saya pasang link nya. Kalo udah nanti saya beritahu di blog teman - teman. Terima kasih...  ^^

Silahkan santai dulu di sini ^^

Nasehat 30 Juli 2010

Santai dulu di sini

Marilah kita selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Alloh SWT dengan melakukan perintahNYA dan meninggalkan apa yang telah dilarangNYA.
Kita harus bersyukur bahwasanya kita oleh Alloh SWT diciptakan dalam bentuk manusia. 

Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa manusia merupakan sebaik - baik ciptaan Alloh SWT. Oleh karena itu, bentuk manusia ini kita pertahankan sampai akhir hayat kita. Jangan sampai bentuk manusia ini, berubah menjadi bentuk "makhluk - makhluk yang lain". Jadi hendaklah kita selalu berpikir tentang amal ibadah, tentang perilaku kita, sudah sesuaikah dengan perintah Alloh SWT, sudahkah sesuai dengan tuntunan Rosululloh s.a.w.

Kita diciptakan oleh Alloh sebaik - baik makhluk. Ketidaksamaan antara manusia dan makhluk lain kita pertahankan. Jangan sampai kita asalnya manusia, kembalinya kita di hadapan Alloh "tidak seperti manusia". Hal ini telah digambarkan dalam QS. At Tiin ayat 3 - 6, yang artinya :

" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang

tiada putus-putusnya."


Ayat ini sudah jelas, kita manusia dibentuk sebaik - baiknya. Kadang kala di dunia bahkan ada yang dianggap bukan manusia akibat perbuatannya sendiri. Oleh karena itu marilah kita selalu berusaha untuk menjalankan perintah Alloh dan anjuran Rosululloh s.a.w.

Nasehat 23 Juli 2010


Santai dulu di sini

Di dalam hidup, apa yang kita inginkan adalah sebuah kesuksesan dan keberhasilan.  Keinginan tersebut betul-betul kita perjuangkan dengan niat hanya untuk ridho Alloh SWT. Bukan hanya perbuatan yang dibutuhkan tapi juga pengorbanan juga kesabaran di dalam menuju sebuah kesuksesan. Salah satu contoh adalah ibadah puasa. Kita akan sukses bukan dinilai karena telah melaksanakan satu bulan penuh tetapi setelah melaksanakan ibadah tersebut kita menjadi orang yang taqwa. Ini adalah sebuah kesuksesan.

Begitu pula pelaksanaan ibadah - ibadah yang lain. Termasuk ibadah sholat lima waktu. Jangan sekali - kali merasa puas karena telah melaksanakan sholat lima waktu tapi tujuan dari sholat tersebut kita tidak mendapatkan. Bisa jadi kita masih termasuk orang yang "lupa" akan sholatnya. Berarti kita masih belum sukses.

Berkaitan dengan pengorbanan, perjuangan dan kesabaran, mari kita mengingat lagi perjalanan Nabi Ibrahim a.s. Dalam QS. Ibrahim ayat 37, yang artinya

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."
 
Diceritakan dalam ayat tersebut Nabi Ibrahim pada saat itu menempatkan istrinya, Siti Hajar, dan putera beliau yaitu Nabi Ismail a.s. di tengah padang pasir. Pada saat Siti Hajar dan putera beliau merasa kehausan, karena begitu panas, akhirnya Siti Hajar mondar mandir mencari air, antara bukit Sofa dan bukit Marwah yang jaraknya lebih dari satu kilometer. Hingga tujuh kali beliau melakukannya. Hingga akhirnya karena kebesaran Alloh, muncul sumber air yang sampai sekarang masih dapat kita temui.

Kalau kita lihat air zamzam adalah simbol kesejahteraan, simbol kemakmuran, karena dengan munculnya air zamzam pada saat itu maka satu demi satu musafir berhenti di tempat itu dan mendirikan tenda, hingga semakin banyak dan hingga sekarang menjadi kota besar di sekitar air zamzam. Karena kebesaran Alloh air zamzam hingga sekarang tidak juga habis airnya. Inilah buah pengorbanan, perjuangan, kesabaran Siti Hajar dan keikhlasan karena mengharap ridho Alloh SWT.

Jadi kesuksesan yang hakiki adalah timbul seperti air zamzam, bermanfaat bagi orang banyak, membawa kemakmuran bagi sekitarnya. Seandainya kita merasa sukses, hendaknya hal tersebut juga bermanfaat bagi orang banyak, dapat dirasakan juga oleh yang lain. Ibadah apapun, harus betul - betul hanya mengharap ridho Alloh, sehingga apabila ibadah tersebut sukses telah kita laksanakan, maka kesuksesan itu harus bermanfaat bagi keluarga, lingkungan dan masyarakat di sekitar kita.

Senin, 19 Juli 2010

Nasehat 16 Juli 2010

Mengapa blog ini dinamakan nasehat untukku? silahkan baca di sini

Amal sholeh semata - mata ikhlas karena Alloh.

Dalam QS. Al Insaan ayat 9 yang artinya:

"Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih."

Apabila kita mampu memberi sesuatu yang berguna, yang bermanfaat, terhadap siapapun, baik itu sesama, terhadap lingkungan, terhadap hewan, hendaknya semua itu dilakukan semata mata karena Alloh. Alloh Maha Mengetahui, tidak lupa terhadap apa yang kita kerjakan, dan akan dibalas cepat ataupun lambat, baik di dunia maupun di akherat.
Jadi memberi apapun kepada siapa saja, tidak mengharap sedikitpun balasan dan tidak mengharapkan ucapan terima kasih.

Namun di sisi lain, agama Islam juga mengajarkan untuk tidak melupakan pemberian atau jasa orang lain. Contohnya saja dalam QS An Nisaa' ayat 86 yang artinya:

"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu."

Jadi apabila kita diberi penghormatan, hendaknya kita membalas lebih dari yang kita terima. Kalau misalnya kita tidak mampu membalas lebih dari apa yang kita terima, paling tidak kita membalasnya setimpal dengan apa yang kita terima.

Didalam hadist riwayat Bukhari Muslim dari Ibnu Abbas,  pada suatu hari Rosullulloh masuk ke jamban untuk berhajat. Ibnu Abbas mengetahui bahwa setelah Rosululloh keluar dari jamban pasti akan mengambil wudhu, dan melakukan sholat berjamaah dengan para sahabat. Tanpa disuruh, Ibnu Abbas menyiapkan air untuk wudhu Rosullulloh.
Begitu keluar dari jamban Rosul melihat di hadapannya telah tersedia air untuk wudhu. Setelah Rosullulloh menggunakan air itu untuk wudhu, beliau tidak lupa bertanya siapa yang menyiapkan air tersebut untuk beliau. Dan dijawab oleh para sahabat, bahwa yang menyiapkan air tersebut adalah Ibnu Abbas. Spontan Rosul, karena waktu itu tidak membawa apa - apa, langsung berdo'a kepada Alloh agar Ibnu Abbas di berikan pengetahuan dan pemahaman yang dalam tentang agama Islam.
Langsung di balas oleh beliau, Rosullulloh, dengan do'a.

Jadi paling tidak jika menerima pemberian dari seseorang apapun bentuknya, hendaknya kita tanpa diketahui oleh yang memberi,  paling tidak kita itu men do'akan juga jika bisa mengucapkan terima kasih, maupun bersikap secara baik.

Contoh lain seorang anak ber terima kasih terhadap oang tua. Rasanya tidak cukup hanya dengan terima kasih. Jika bisa kita balas lebih dari itu. Ketika kita masih kecil, masih lemah, beliau kedua orang tua dengan susah payah memperhatikan, mendidik, dan seterusnya. Anak yang sholeh tentu saja sangat berharap sekali dirinya mempunyai kesempatan yang banyak untuk membalas budi kepada kedua orang tua.

Jadi anak yang pandai berterima kasih khususnya atas jasa kedua orang tua tidak sama dengan anak durhaka. Walaupun misalnya sebagai contoh seorang anak yang durhaka dalam segi penampilan serba berkecukupan, tapi hidupnya tidak akan merasakan ketenangan. Karena di sana dibarengi dengan kemurkaan dari Alloh. Dan sebaliknya misalnya seorang anak yang sholeh secara lahiriah nampak kekurangan  tetapi batinnya begitu tenang. Hebat orang seperti ini. 

Oleh karena itu sebagai kaum muslim, apabila nikmat Alloh selalu bertambah dan bertambah, nikmat Alloh mendapat berkah, hendaknya antara satu dengan yang lainnya pandai - pandai untuk berterima kasih. Saling menghargai dan menghormati. Saling memberi. Karena antara satu dengan yang lain Alloh memberi kelebihan ber beda - beda. Sehingga dengan saling memberi seperti ini, maka pergaulan itu akan awet dan kuat.

Senin, 12 Juli 2010

Nasehat 9 Juli 2010


Tentang blog ini silahkan baca di sini

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Alloh SWT bahwa kita masih bisa menikmati hidup dalam keadaan sehat wal afiat, dan masih bisa menikmati Iman dan Islam yang dapat menenangkan hati kita.
Mudah - mudahan kita senantiasa menjadi orang yang bersyukur kepada Alloh SWT.
Kemudian barokah dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membimbing, mendidik dan memberi tauladan kepada kita.

Tepat tanggal 27 Rajab ada peristiwa besar yang mengukir sejarah yaitu peristiwa Isra dan Mi'raj  Nabi Muhammad saw.

Alloh SWT berfirman dalam QS. Al Israa' ayat 1, yang artinya:
" Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Dengan ayat tersebut kita mengetahui bahwa Alloh SWT telah memperjalankan hamba-Nya yaitu Nabi Muhammad saw, dengan istilah Isra' dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha pada suatu malam yang jaraknya jauh, ditempuh dalam beberapa saat.

Rabu, 07 Juli 2010

Santai Sejenak di Pinggir Sawah

Santai sejenak. Ya,... santai sejenak.
Rehat sebentar dari isi blog yang biasanya, dan memang rencananya sekali waktu postingan saya akan di selingi hal - hal yang sifatnya ringan.
Kali ini saya isi dengan hasil "jepretan" amatir kamera compact saya (Ha...ha...ha....) .
Kebetulan beberapa waktu yang lalu, di ajak teman saya (kalo istilah anak fotografi) hunting foto, di area persawahan pada saat musim panen. Saya sih sebenarnya gak jago dalam hal fotografi, tetapi pengen sekali belajar di bidang ini.
Agak ngiri juga ama temen saya, karena pegangannya kamera DSLR, walaupun masih type yang amatir, yaitu Canon EOS 1000D.
Kalo tidak salah untuk DSLR Canon yang type amatir antara lain Canon EOS 1000D, Canon EOS 450D, Canon EOS 500D dan yang terbaru (sampai tulisan ini di posting) yaitu type Canon EOS 550D. Dalam sisi harga sih, jika dibandingkan antara ke empat type itu, EOS 1000D yang paling murah.
Hmmm.........kapan bisa beli salah satunya ya...? He...he...he...koq malah jadi bahas kamera ya.. (^_^)
Okay deh langsung di simak fotonya, cuma 6 foto saja sih, dan pastinya masih kalah jauh hasilnya dengan para profesional fotografer... (^_^)







"membajak yang legal...he..he..he..."
by numberone















       "yang ini belum di bajak nih..."
        by numberone

















" menuai kerja keras..."
by numberone




















  "menanam...sepetak demi sepetak..."
   by numberone














" yuk....pulang dulu yuk... "
by numberone

















     " i love green "
     by numberone


Senin, 05 Juli 2010

Nasehat 1 Juli 2010


Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita. Untuk meningkatkan iman dan taqwa kita harus senantiasa menambah ilmu syariah, ilmu petunjuk, ilmu hidayah dari Alloh SWT dan Rosullulloh saw. Tanpa ilmu, tanpa mengetahui petunjuk, bimbingan, hidayah dari Alloh SWT dan Rosululloh, selamanya kita tidak dapat meningkatakan ketaqwaan kita.
Setelah kita benar - benar mengetahui, berilmu, mengerti tentang petunjuk Alloh, petunjuk Rosululloh maupun keteladanan beliau, kita harus bisa melaksanakan dan mengerjakannya. Setiap hari sedapat mungkin terus mengkaji dari Qur'an maupun hadist Rosul.

Mungkin kita, saya sendiri juga menyadari, ilmu maupun pengetahuan yang telah kita miliki tidak dapat kita laksanakan semuanya. Tetapi harus dan kita koreksi berapa yang telah kita laksanakan.
Mengapa demikian? Karena kita harus menjauhkan diri dari sifat munafik. Menjauhkan diri dari orang-orang yang digolongkan sebagai munafik oleh Alloh SWT.  Karena kemunafikan seseorang akan mendapatkan siksa yang pedih.

Kalau kita perhatikan, termasuk diri kita sendiri, tidak sedikit orang sudah menyadari bahwa sholat itu karena Alloh. Dan banyak orang menyadari (berarti telah memiliki ilmunya dan pengetahuan tentangnya) bahwa judi itu dosa dan dilarang Alloh. Dan tidak sedikit orang yang mengetahui bahwa membantu orang, saling menyayangi, saling mengasihi saling melindungi antara satu dan yang lain adalah keteladanan Rosululloh. Tetapi, hanya sedikit orang yang dapat melakukan.

Oleh karena itu dari ilmu mari kita mengoreksi diri masing masing. Sangat penting sekali kita menjaga dan meningkatkan ke imanan dan ketaqwaan kita. Banyak yang kita tahu, mengerti, dan pahami tetapi belum kita kerjakan.

Hal ini telah digambarkan dalam QS. Al Baqarah ayat 8 - 20, yang artinya:

ayat 8 : Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

ayat 9 : Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
ayat 10 : Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta

ayat 11 : Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."

ayat 12 : Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.

ayat 13: Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.

ayat 14 : Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".

ayat 15 : Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

ayat 16 : Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

ayat 17 : Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

ayat 18 : Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).

ayat 19 : Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir

ayat 20: Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

Ini menggambarkan sifat - sifat kemunafikan. Yang wujudnya seperti dalam pembukaan di atas, yaitu mengetahui, memahami, mengerti tentang ilmu agama, tetapi tidak dilaksanakan. Diperumpamakan dalam ayat di atas seperti orang yang menerima hidayah, tetapi setelah mereka terima lalu mereka buang dan ditinggalkan. Lalu kehidupan mereka dalam kegelapan. Gelap hati, mata, mulutnya, dan selamanya jika demikian, tidak dapat kembali ke jalan yang benar.

Mudah - mudahan kita jangan seperti apa yang di sebutkan dalam ayat tersebut.
Sekali lagi, termasuk untuk saya sendiri, marilah kita tingkatkan amal ibadah kita, ketaqwaan kita, apa yang kita ketahui tentang petunjuk Alloh dan sunnah Rosululloh, marilah kita laksanakan.

Award dari Teman

Pertama, mohon maaf buat DiaryNadya yang memberi blog saya ini award, karena baru bisa pasang awardnya hari ini nih. Dan tentu banyak terima kasih atas pemberian award nya ya Nad...he he he... Ini dia awardnya:



Filosofi logo : 
Segi empat panjang : 4 Penjuru Mata Angin
Latar Warna-warni : Selalu penuh dengan Semangat
Tulisan AWARD berwarna hitam  : Kekal Abadi
Let's be friends : Mari Kita Berteman
Dua tangan bersalaman hitam&Putih : Berkawan tanpa membedakan suku dan warna kulit
Gambar hati : Penuh dengan Cinta
Gambar Emoticon : Menyerukan perdamaian dan mengajak semua untuk berkawand
By.MARI-BERKAWAND

Kedua, seperti banyak teman tahu, biasanya pemberian award ada juga aturan main nya yaitu memberikan award ini ke pada 10 teman yang lain dan membuat link juga di dalamnya a.k.a back link. Demikian aturan lengkapnya ( copas dari DiaryNadya ):

Sebelum sobat-sobat meletakkan link-link di atas, hapus terlebih dahulu peserta nomor 1
dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level.
Peserta nomor 2 menjadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst.
Kemudian masukkan link anda sendiri di bagian paling bawah (nomor 10).
Tapi ingat...!!!, kalian semua harus adil dalam menjalankannya.
Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah:

Ketika posisi kamu 10, jumlah backlink = 1

Posisi 9, jumlah backlink = 5
Posisi 8, jumlah backlink = 25
Posisi 7, jumlah backlink = 125
Posisi 6, jumlah backlink = 625
Posisi 5, jumlah backlink = 3,125
Posisi 4, jumlah backlink = 15,625
Posisi 3, jumlah backlink = 78,125
Posisi 2, jumlah backlink = 390,625
Posisi 1, jumlah backlink = 1,953,125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang sobat inginkan.
Dari sisi SEO (Search Engine Optimation) sobat sudah mendapatkan
1,953,125 backlink dan keuntungannya, blog sobat
 akan mendapatkan traffic tambahan, apalagi jika ada yang meng-klik link ke blog sobat.


Bagi saya pribadi, silahkan bagi yang menerima award dari saya ini menerapkan aturan backlink ataupun tidak, dan bisa juga membaginya lagi ke sepuluh orang lain ataupun tidak.  Untuk gambarnya silahkan ambil gambar yang di atas atau gambar bikinan saya berikut ini:

Award ini saya berikan sebagai rasa terima kasih saya atas komentar, bantuan, kunjungan teman - teman berikut ini:
1. Diary Nadya
2. Ndolem
3. Fahmi Ahmad
4. John Terro
5. Malijk
6. Hanu Muslem
7. Anggasona
8. Muzzy Musthofa
9. Ummiega
10.Zan Insurgent

Okay, semoga berkenan dan banyak terima kasih juga atas kunjungan teman - teman yang lain di blog ini.  (^^)

Minggu, 27 Juni 2010

Nasehat 25 Juni 2010

Marilah kita selalu mengingat dan memuji Alloh SWT, karena Alloh - lah yang bisa memberi nikmat, taufik dan hidayah kepada kita semua. Kemudian sholawat dan salam mudah - mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, hingga umat beliau.

Marilah kita selalu berusaha untuk menjadi orang yang bertaqwa, menjalankan perintah dan menjauhi apa yang telah dilarang NYA. Orang bertaqwalah yang akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Arti taqwa, semua ulama, ustadz maupun kiai, memberikan pengertian yang sama. Apabila kita bertaqwa kita akan diberikan kemudahan, berbagai macam rizqi yang tidak terduga. Yang namanya rizqi bukan hanya bermakna harta kekayaan, tetapi lebih bersifat umum misalnya seperti kesempatan bisa datang ke masjid, bisa juga kesempatan mencari ilmu, bisa kesempatan untuk beramal, dan sebagainya. Itu adalah rizqi dari Alloh SWT.

Kita bisa membayangkan seandainya pada saat kita mendengar adzan dhuhur (atau waktu yang lain), jika tidak karena rizqi dari Alloh, tentu kita tidak dapat melangkahkan kaki untuk ke masjid. Bisa saja sakit, dan lain sebagainya. Atau mungkin kita ada kesempatan untuk melakukan sholat tahajud, ini juga termasuk rizqi dari Alloh SWT.
Oleh karena itu, rizqi yang telah diberikan oleh Alloh ini jangan di sia - sia kan.
Sekali lagi jangan di sia - sia kan.
Jangan selalu mencari cari alasan dalam menjalankan ibadah. Contohnya terlambat datang ke masjid karena berbagai macam alasan.

Jadi marilah kita mengingatkan kepada diri kita sendiri, termasuk saya sendiri, untuk meningkatkan ketaqwaan kita dan berusaha melaksanakan ibadah semaksimal mungkin.

Selasa, 22 Juni 2010

Announcement















Mohon maaf sebelumnya untuk pembaca dan pengunjung blog saya, setelah  membaca komen John Terro (lihat gambar), kupikir kebanyakan pasti akan berpikir juga judul Ahad di tiap postingan saya bermakna nama hari (Ahad = minggu). Padahal jika di cermati antara Ahad (yang diartikan sebagai hari) dan tanggal di belakangnya jika di cocok kan dengan  kalender tentu tidak sama. Oleh karena itu, agar tidak menimbulkan kerancuan lagi, judul postingan sebelumnya saya hilangkan judul Ahad nya.
Trims sebelumnya untuk John Terro, dan mohon maaf sekali lagi buat semua.

Minggu, 20 Juni 2010

Nasehat 18 Juni 2010

Hadirin, hendaknya kita meningkatkan kesadaran kita, bahwa mengarungi kehidupan di dunia ini juga bekal untuk hidup di akhirat nanti adalah dengan mengikuti syariah Islam secara utuh .
Tanpa melalui syariah Islam maka perjalanan hidup kita, usaha kita, akan sia - sia.
Dari mulai lahir hingga menjelang kematian kita, tidak ada alasan untuk tidak menambah ilmu tentang Islam, karena masih banyak permasalahan - permasalahan tentang Islam yang belum kita ketahui.

Jadi sebagai kaum muslim, kita harus siap menyampaikan risalah tentang Islam. Juga hendaknya kita siap mendengar pengetahuan maupun ceramah tentang Islam. Jadi semampu kita, sampaikan walaupun satu ayat di iringi oleh pengetahuan dan pemahamannya.

Namun dalam menyampaikan Islam, Alloh selalu  memberikan tantangan untuk menguji sampai dimana kesabaran manusia menyampaikan hukum Islam ini. Jadi tidak semudah apa yang kita perkirakan. Tidak semua penyampai yang baik diterima. Tidak semuanya. Karena banyak juga yang memandang kebenaran sudah tidak di ukur lagi dengan dalil Islam. Kebanyakan mereka menilai bahwa kebenaran dinilai dari pokoknya keterangan itu diterima oleh masyarakat ya sudah itu benar.

Jadi kebanyakan kaum muslimin sendiri tidak peduli, apakah yang diterima oleh masyarakat itu bertentangan dengan ayat - ayat Alloh, hadits Rosullulloh, tidak peduli. Yang penting masyarakat menerima ya sudah, itu berarti benar. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman secara menyeluruh tentang Islam.
Dengan kondisi semacam itu, maka kebangkitan Islam itu tidak akan pernah terjadi, karena hanya menerima dan menerima saja. Apapun yang di hembuskan oleh barat, selalu di terima dan di terima tanpa mengadakan seleksi. Bagaimana hendak menyeleksi, untuk mengaji saja malas luar biasa. Bahkan ilmu agama itu hampir saja boleh dikatakan tidak laku. Kalah dengan pengetahuan pengetahuan yang lain.

Mari kita baca Q.S Ali Imron ayat 186 yang artinya : "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."

Dalam masalah harta di atas dapat berarti kekurangan harta bisa juga kelebihan harta. Itu ujian. Orang yang paham tentang Islam, berlebihan harta, tidak akan terpengaruh oleh rutinitas. Tetapi tetap menjalankan tugas - tugas yang diperintahkan Alloh. Jika telah waktunya menjalankan perintah NYA tentu rutinitas pekerjaan, perdagangan, dan sebagainya ditinggalkan.
Begitu juga dengan kekurangan harta. Dengan kekurangan itu tidak membuat dirinya itu putus asa. Selalu biasa - biasa saja.  Tetap berjihad fisabilillah. Tetap semangat untuk beribadah kepada Alloh. Yang penting itu berguna bagi dirinya maupun orang lain.
Yang kedua, dalam hal menyampaikan risalah, akan ada omongan dari para ahli kitab maupun orang - orang musyrik yang menyakitkan. Modalnya untuk menghadapi itu semua adalah kesabaran dan taqwa.

Dalam suatu riwayat, berdasarkan hadits soheh Bukhori yaitu sebelum terjadinya perang Badar , Rosululloh hendak menyampaikan wahyu dari Alloh SWT yang baru di dapat pada suatu majelis. Pada majelis tersebut terdapat banyak orang, termasuk kaum yahudi, nasrani, maupun kaum munafik. Setelah turun dari unta dan menyampaikan salam, Rosululloh malah disambut dengan perkataan untuk tidak mengotori majelis mereka dengan nasehat - nasehat beliau dan menyuruh beliau untuk kembali naik unta dan pergi dari majelis tersebut. Oleh mereka dianggap mengganggu. Padahal tujuan Rosululloh adalah untuk meng Islamkan kaum muslimin yang pada waktu itu masih minoritas dan pergaulannya masih campur baur.

Jadi selama ajaran Islam belum di fahami secara kafah, tetaplah kaum muslimin itu terdholimi oleh aliran - aliran lain. Mengapa kaum muslimin posisinya terlalu lemah? Karena apa? Karena kaum muslimin punya penyakit memahami dan mempelajari Islam tidak keseluruhan, tapi sebagian - sebagian, dan ada juga yang terpengaruh oleh faham kapitalis.
Ciri dari orang kapitalis adalah pokoknya dirinya untung, apakah orang lain sejahtera tidak ada urusan, karena memang aturan dalam kapitalis tidak memikirkan masyarakat secara umum. Kapitalis itu menganggap bahwa agama itu penting, tapi agama itu sifatnya hanya mengatur individu, pribadi - pribadi dan ibadat yang sifatnya ritual saja. Jadi Islam jangan sampai mengatur aturan - aturan yang sifatnya umum untuk masyarakat. Padahal Al Qur'an diturunkan untuk mengatur semua aktivitas kehidupan di muka bumi ini.  Islam mengatur agar umat itu sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
Sementara itu mereka, orang - orang kapitalis, dengan seenaknya meng-intervensi negara mayoritas muslim. Mengandalkan alat - alatnya, kesombongannya, bahkan memporak porandakan negeri itu.

Oleh karena itu harus ada semangat untuk mengembalikan Islam seperti di jaman Rosululloh, dan tidak terpecah belah seperti sekarang. Banyak aliran - aliran. 
Jadi sekali lagi hendaknya kaum muslim terus sabar berusaha menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Jangan menjadi pesimis dalam rangka mengembalikan Islam seperti masa kejayaannya dulu. Tetaplah berpegang pada Al Qur'an dan hadits.

Jumat, 11 Juni 2010

Nasehat 11 Juni 2010

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh yang selalu berkenan memberikan anugerah kepada kita semuanya. Berkat anugerah Alloh, berkat rahmat Alloh, kita masih dapat melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Alloh kepada kita semua.

Hadirin sekalian, pada kejadian-kejadian yang terjadi belakangan di negara kita ini, sering kali kita dengar bahwa, ada banyak orang yang mengambil jalan pintas ketika menerima suatu bencana musibah yang begitu kuat. Katakanlah seorang yang terbelit hutang bertumpuk - tumpuk dan usahanya tidak jalan. Tanggungan yang banyak. Dia mengambil jalan pintas, karena menganggap bahwa kematian dapat mengatasi segala masalah. Mengambil jalan bunuh diri. Atau seorang yang tidak lulus ujian, mengambil jalan pintas dengan bunuh diri.

Bunuh diri...bunuh diri...bunuh diri...dalam segala persoalan.

Mereka mengira, mereka beranggapan, bahwa dengan bunuh diri maka selesai perkara dan masalah.
Sekarang mari kita buka, kalau mereka ber angan-angan seperti itu, tentu angan-angan atau persangkaan itu jauh dari kebenaran. Apakah benar setelah kematian itu selesai perkara dan masalah? Apakah tidak ada kehidupan lain? Jasad seseorang memang mati, tidak berfungsi. Tetapi ruh itu sendiri kemana?

Dalam kitab kumpulan hadits bukhari muslim diceritakan bahwa Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu (istrinya Abu Salamah, yang belakangan menjadi istri Rosululloh) berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke rumah Abu Salamah sewaktu matanya masih terbuka, lalu beliau memejamkan matanya. Kemudian berkata: "Sesungguhnya ruh itu bila dicabut maka pandangannya mengikutinya." Maka menjeritlah orang-orang dari keluarganya, lalu beliau bersabda: "Janganlah kamu berdoa untuk dirimu sendiri kecuali demi kebaikan, karena sesungguhnya malaikat itu mengamini apa yang kamu ucapkan." Kemudian beliau berdoa: "Ya Allah berilah ampunan kepada Abu Salamah, tinggikanlah derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkanlah baginya dalam kuburnya, terangilah dia didalamnya, dan berilah penggantinya dalam turunannya."
Ini bukan berdasar angan - angan. Ini sabda Rosululloh yang berdasar wahyu ilahi. Artinya seseorang yang mati, jasadnya yang mati, tidak berfungsi. Tetapi ruhnya, kemana perginya dan dimana ia berada?
Wallohu a'lam. Alloh yang tahu.
Jadi jangan terburu-buru mengambil kesimpulan dengan bunuh diri akan menyelesaikan perkara.
Nanti dulu.

Beberapa keterangan lain mengatakan, dalam kitab kumpulan hadits bukhari muslim, Aisyah Radliyallaahu 'anhu, istri Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, pernah bercerita bahwa telah datang dua orang perempuan Yahudi kepada beliau ('Aisyah r.a). Mereka berkata bahwa ahli kubur itu disiksa di kubur - kubur mereka. Tetapi beliau, 'Aisyah r.a, tidak percaya karena yang berbicara Yahudi. Setelah itu, datang Rosululloh dan diceritakan oleh 'Aisyah r.a kejadian tersebut. Apa kata Nabi? Benar perempuan Yahudi itu yang mengatakan ahli kubur itu di siksa oleh Alloh dalam kubur - kubur mereka. Kata Nabi, semua binatang mendengar suara jeritan dari orang-orang yang di siksa dalam kubur mereka.
Setelah kejadian itu 'Aisyah r.a setiap sholat beliau selalu berdo'a:

"Allaahumma innii a'uudzubika min 'adzaabil qabri wamin 'adzaabinnaari wamin fitnatil mahyaa wal mamaati wamin fitnatil masiihid dajjaali "
("Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, dari fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah al-Masih Dajjal.")

Jadi kepada orang-orang yang mengatakan bunuh diri itu menyelesaikan masalah, nanti dulu, itu angan - angan saudara.
Kalau anda terjepit persoalan hingga begitu kuat, katakanlah misalnya kejelekan anda di buka oleh seluruh masyarakat dunia melalui internet, terima saja dengan sabar. Kesabaran akan membawa dampak baik bagi kehidupan anda. Bukan dengan mengambil jalan pintas melakukan bunuh diri dan beranggapan akan menyelesaikan persoalan.
Mudah-mudahan tidak seperti itu.

Dalam satu riwayat juga diceritakan bahwa nabi pernah melewati dua kuburan. Dan Nabi diberikan kemampuan oleh Alloh SWT dapat menangkap, mendengar suara jeritan orang yang di siksa. Itu anugerah Alloh. Penyebab kedua mayat tersebut di siksa, yang pertama di siksa karena tidak bersuci/thaharah setelah buang air. Yang kedua karena selalu memprovokasi, menjelek - jelekkan orang, merusak orang, meng adu domba orang.
Artinya apa? Ada kehidupan setelah kematian, ada kegiatan. Ada sesuatu. Itu adalah dimulai nya periode - periode dimana berlaku azab kubur, siksa kubur dan juga adanya nikmat kubur.

Oleh karena itu Nabi Muhammad saw mengajarkan untuk berdo'a berlindung dari 4 azab yaitu siksa kubur, siksa neraka, fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah Dajjal. ("Allaahumma innii a'uudzubika min 'adzaabil qabri wamin 'adzaabinnaari wamin fitnatil mahyaa wal mamaati wamin fitnatil masiihid dajjaali")

Semoga kita selalu diberi kemampuan oleh Alloh untuk berhati - hati sehingga kita mati dalam keadaan muslimin lillahi ta'ala.

Minggu, 06 Juni 2010

Nasehat 4 Juni 2010

Pertama syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Alloh SWT yang senantiasa melimpahkan karunia rahmat, nikmat, taufik dan hidayatNYA  kepada kita sekalian, sehingga pada kesempatan ini kita masih dalam keadaan sehat wal afiat, dapat beribadah kepada Alloh SWT.
Kemudian semoga sholawat dan salam tetap dilimpahkan  kepada Nabi kita Muhammad saw, yang  telah berjuang dengan penuh kesungguhan, membela, menyebarkan agama Alloh SWT.
Mudah-mudahan kita sebagai pewarisnya, demikian juga berjuang dengan sungguh-sungguh dalam rangka mengamalkan dan menyebarkan agama Alloh SWT.

Hadirin yg berbahagia, kita secara terus menerus, tidak ada henti-hentinya sampai akhir hayat kita, untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Alloh SWT, dalam arti melaksanakan perintah-perintahNYA dan menjauhi larangan-laranganNYA.
Dalam menjalankan perintah-perintah Alloh kita harus menjalankan dengan penuh kesungguhan, sehingga kesungguhan itu dapat dilihat oleh Alloh SWT.
Inilah kunci keberhasilan untuk mendapatkan kebahagiaan surga Alloh kelak di akhirat, termasuk kunci keberhasilan kehidupan dunia.

Alloh berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 214 yang artinya:

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga? Surga adalah lambang keberhasilan, kebahagiaan, kesuksesan. Untuk mendapatkannya tidaklah semudah yang kita kira.
Untuk mendapatkan keberhasilan hidup dunia maupun akhirat harus memenuhi syarat berikutnya yaitu sebelum nyata bagi Alloh orang-orang yg berjihad di antara kamu. Sebelum nyata bagi Alloh apakah kamu termasuk orang-orang yg berjihad.

Makna jihad di sini sangat luas, di antaranya jihad melawan hawa nafsu,jihad melawan kemalasan, dan sebagainya. Berarti juga dalam mengerjakan perbuatan, amalan, ibadah, dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Tidak kepalang tanggung. Bentuk pekerjaan apapun jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh maka yang memberi  pekerjaan pasti senang.

Apalagi sebuah pekerjaan ibadah, yang kita dihadapkan langsung kepada Alloh SWT. Apabila ibadah tersebut dikerjakan dengan sungguh-sungguh maka menyebabkan Alloh senang sehingga kita akan memperoleh balasan kebaikan pula.  Jika sebaliknya boleh jadi ibadah yg dikerjakan tidak memperoleh apa-apa / sia-sia.

Oleh karena itu, bersungguh-sungguh dalam mengerjakan ibadah merupakan salah satu syarat diterimanya ibadah kita.
Namun kesungguhan di sini hanya Alloh yang melihat maupun menilai, bukan manusia. Kadang-kadang kita menilai orang lain "...wah ibadahnya rajin, sholatnya sungguh-sungguh, puasanya sungguh-sungguh", tapi yang bisa menilai sebenarnya hanyalah Alloh.
Kelihatannya sungguh-sungguh, tetapi Allohlah yang menilai semua itu. Kalau sesama manusia, tidak dapat melihat apa yang ada di dalam hati orang lain, tetapi hanya Alloh yang tahu. Yang menilai dan melihat adalah Alloh semua kesungguhan ibadah kita.

Maka jangan sembrono, jangan menggampangkan dalam menjalankan ibadah. Untuk dinilai sungguh-sungguh, jika terhadap sesama sangat mudah, tetapi kepada Alloh SWT, ingatlah bahwa Alloh maha teliti, maha tahu kesungguhan kita.
Jadi marilah dalam beribadah, bentuk ibadah apapun kita kerjakan dengan penuh kesungguhan.

Kemudian disamping bersungguh-sungguh, harus disertai sabar, ulet, istiqomah. Jadi senantiasa meningkatkan kesabarannya. Hidup ini penuh gelombang, kadang di atas kadang di bawah. Kadang sehat kadang sakit. Begitu pula dalam menjalankan ibadah kepada Alloh, kadang senang, semangat, ridho, kadang-kadang malas. Jika tidak memiliki kesabaran, ketekunan, keuletan, maka akan gampang putus asa, mudah sekali meninggalkan ibadah.

Orang yg benar-benar memiliki kesabaran, dalam keadaan apapun, susah senang, menderita, sakit, kegoncangan, kegelisahan, mereka itulah termasuk benar imannya dan termasuk orang yang bertaqwa.

Selasa, 25 Mei 2010

Nasehat 21 Mei 2010

Kita hendaknya selalu meningkatkan keimanan, ketaqwaan kita. Meningkatkan kekuatan kita dalam rangka menunaikan ibadah kepada Alloh SWT.

Sebagaimana firman Alloh di dalam QS. Al Bayyinah ayat 5 yang artinya "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."
Jadi kita diciptakan Alloh di muka bumi tidak diperintahkan kecuali beribadah, berhamba kepada Alloh. Cara berhambanya mukhlisin, dengan ikhlas, dengan tulus. Hanya semata-mata mengharap ridho NYA.
Dengan lurus, maksudnya tidak berbelok - belok, tidak membuat aturan sendiri, tetapi sesuai dengan aturan Alloh dan rosulNYA.

Dalam QS. Adz Dzaariyaat ayat 56 disebutkan pula bahwa Alloh tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Alloh, beribadah kepada Alloh. Di sini disebutkan makhluk Alloh hanya jin dan manusia, sementara makhluk-makhluk yg lain seperti gunung, langit, udara, pepohonan, air dan berbagai macam yang kita lihat, itu juga semuanya makhluk Alloh.
Tapi di dalam ayatnya tidak dianjurkan untuk ber ibadah, karena makhluk yg lain itu adalah merupakan pelengkap untuk memenuhi kebutuhan kita sebagai manusia. Untuk itu kita sebagai manusia di tuntut untuk ber ibadah.

Namun dalam rangka mengabdi kepada Alloh di sini, Alloh juga menciptakan tantangan-tantangan. Kira-kira apakah kita tetap beribadah tidak dengan adanya tantangan atau cobaan tersebut. Selain itu, Alloh menciptakan tantangan tersebut agar dapat diketahui termasuk golongan mana kita ini. Apakah termasuk mujahid ataukah termasuk orang yang dholim.

Alloh berfirman dalam QS. Muhammad ayat 31 yg artinya "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu."
Alloh membuat tantangan / membuat ujian itu dalam bentuk kesenangan, ke-enakan maupun dengan kepahitan atau penderitaan. Jadi Alloh memberi cobaan itu enak atau tidak enak, tetapkah kita sebagai hamba Alloh beribadah dengan sungguh - sungguh.
Apakah masih terus beribadah, termasuk mujahid, orang yang bersungguh - sungguh, termasuk orang yang sabar, konsisten, istiqomah?

Jadi di sini kita butuh kekuatan, butuh kekokohan dalam rangka menghadapi ujian-ujian itu, agar kita tetap konsisten, tetap beribadah kepada Alloh. Dengan adanya sibuk pekerjaan, dagangan yang sedang ramai, dan sebagainya, apakah masih tetap ngaji? Apakah masih tetap mau sholat berjama'ah sesuai dengan waktunya? Dan seterusnya.

Jika Alloh memberikan ujian yang berat, kemudian kaum itu masih tekun, masih terus menerus berusaha dan berusaha, beribadah dan beribadah, maka kaum tersebut berarti di cintai oleh Alloh. Jadi jika Alloh mencintai kaumnya pasti Alloh memberi ujian. Makin besar cinta Alloh kepada kaum, maka makin besar ujian yang diberikan kepada hambanya tadi.

Ada hadits dari Sa'ad bin Abu Waqqash riwayat At Tirmidzi, Imam Hanafi dan Umayyah bahwa suatu hari Sa'ad bertanya kepada Rosululloh, wahai Rosullulloh, siapa diantara manusia yang paling berat ujiannya? Jawab Rosullulloh, "para Nabi". Jadi ujian yang paling berat itu diterima para Nabi.
Seperti Nabi Sulaiman as, yang diberi dengan berbagai macam kesenangan sebagai Raja, sebagai penguasa. Diberi limpahan harta benda. Diberi mukjizat mampu berbicara dengan hewan, mengendarai angin, dan sebagainya. Namun Nabi Sulaiman as tetap tawadu kepada Alloh, Nabi Sulaiman tidak terpengaruh dengan semuanya itu. Tetap ber hamba kepada Alloh dengan ikhlasnya. Begitu juga dengan Nabi-Nabi lainnya. Nabi Muhammad saw sendiri juga dalam berdakwah diberi berbagai ujian dalam berbagai macam ancaman, di lempari batu, di fitnah, di usir, dan sebagainya. Tapi Nabi Muhammad saw tetap sabar, tetap berjuang hingga berhasil.

Dalam QS. Al Ankabuut ayat 2 yang artinya "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?".
Semua hamba Alloh yang hendak meningkat derajatnya pastilah akan di uji.
Contoh sederhana pada pendidikan/sekolah baik formal maupun non formal kalau hendak naik tingkat, pasti ada ujian. Demikian pula dengan keimanan/ketaqwaan seseorang, kalau keimanan tersebut hendak meningkat, pasti di sana mengalami ujian dan ujian.

Jadi dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, menghadapi berbagai macam tantangan dan cobaan, adalah kita mampu menghimpun kekuatan untuk ikhlas dan penuh dengan kesabaran.

Minggu, 16 Mei 2010

Nasehat 14 Mei 2010

Dalam tiap Jum'at di masjid, kita senantiasa mendengar sang khotib membacakan Qur'an pada bagian mukadimah, diantaranya "Wahai orang beriman, berbaktilah kepada Alloh dengan bakti yang sebenar - benarnya, dan janganlah sampai anda mati kecuali dalam keadaan berserah diri kepada Alloh"
Yang ingin di kemukakan pada kesempatan ini, jangan sampai mati kecuali dalam keadaan berserah diri, pasrah, kepada Alloh.

Apa kira - kira balasan atau janji Alloh bagi orang yang mati tidak muslim/kafir?

Kita buka Al Quranul Karim. Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa sesungguhnya orang - orang yang kafir, yang tidak percaya kepada Alloh, yang tidak percaya Al qur'an,  yang tidak percaya akhirat, dan dia mati dalam keadaan ingkar, maka mereka itu akan mendapat kutukan para malaikat, kutukan Alloh dan mereka tidak diberi keringanan siksanya dan tidak ditangguhkan.

Nabi Ibrahim a.s juga berpesan kepada anak - anaknya, dia katakan bahwa Alloh telah pilihkan agama untuk kalian semua, dan jangan kalian mati kecuali dalam keadaan berserah diri kepada Alloh.

Dalam ayat yang lain Alloh berfirman bahwa sesungguhnya orang - orang yang mati kafir, maka tidak akan diterima tebusan emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus dengan itu.
Artinya tidak mendapatkan pengampunan dari Alloh, walaupun Alloh Maha Pengasih dan Penyayang tetapi itulah peraturan Alloh. Alloh tidak menganiaya hambanya, tetapi itulah peraturan Alloh.

Dalam Al Qur'an diceritakan juga tentang orang - orang musyrik yang selalu menekan orang muslim di Mekah di awal munculnya Islam, dengan tujuan agar orang muslim tersebut kembali ke dalam ke musyrikan lagi. Dalam hal ini Alloh berfirman siapa yang murtad (keluar dari Islam), dan mati dalam keadaan itu (kafir) maka akan sia-sia amalnya di dunia dan akhirat. Yang pernah diperbuat biarpun amal soleh, maka akan sia sia.

Karena itu lah selalu ingat kepada Alloh. Dzikir lah kepada Alloh dalam keseharian kita.

Sekarang mari kita ingat kejadian di zaman Rosululloh s.a.w, paman Nabi yang bernama Abu Thalib (kita tahu Abu Thalib adalah orang yg berjasa merawat Rosullulloh setelah ditinggal mati oleh Abdul Muththalib hingga Rosul menyampaikan risalah Alloh)
Ketika Abu Thalib menjelang kematian, Rasulullah s.a.w datang menemuinya. Ternyata di sana sudah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Mughirah. Lalu Rasulullah saw. berkata: Wahai pamanku, ucapkanlah: Laa ilaaha illalloh, ucapan yang dapat kujadikan saksi terhadapmu di sisi Allah. Tetapi Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah berkata: Hai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama Abdul Muththalib?
Rasulullah saw. terus-menerus menawarkan kalimat tersebut dan mengulang-ulang ucapan itu kepada Abu Thalib, sampai ia (Abu Thalib) mengatakan ucapan terakhir kepada mereka, bahwa ia tetap pada agama Abdul Muththalib dan tidak mau mengucapkan: Laa ilaaha illallah. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Sungguh, demi Allah, aku pasti akan memintakan ampunan buatmu, selama aku tidak dilarang melakukan hal itu untukmu.
Kemudian Allah Taala menurunkan firman-Nya: Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat mereka, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu penghuni neraka jahim. Dan mengenai Abu Thalib, Allah Taala menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Shahih Muslim No.35)

Dibagian lain dalam Al Qur'an juga diceritakan Nabi Yusuf a.s berdoa yang artinya : "Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takwil mimpi. (Ya Tuhan). Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh." (Q.S. Yusuf : 101).

Kita ingat juga ketika tukang - tukang sihir fir'aun yang di kalahkan oleh nabi Musa a.s, dan akhirnya menyerah diri dan beriman kepada agama Alloh.
Dan ketika Fir'aun mengancam mereka "Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?, sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya dari padanya; maka kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini); demi, sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya."

Ahli-ahli sihir itu menjawab: "Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali. Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)". (Q.S. Al A'Raaf: 123 - 126). Itulah usaha mereka agar menjadi orang-orang muslimin dunia dan akhirat.

Oleh karena itu janganlah mati, kecuali dalam keadaan muslim, muslim yang sesungguhnya, dan berserah diri kepada Alloh. Kita tidak tahu kapan kita mati, maka marilah kita perbanyak dzikir kepada Alloh.

Jumat, 07 Mei 2010

Nasehat 7 Mei 2010

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang senantiasa menganugerahkan dengan berbagai macam kenikmatan - kenikmatan, sehingga pada kesempatan ini kita masih melewati hidup dalam keadaan sehat wal 'afiat, dapat melaksanakan ibadah sholat jum'at berjamaah.

Kemudian semoga sholawat dan salam tetap dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad saw, yang telah menuntun sekaligus memberi tauladan kepada kita dalam menjalankan hidup untuk mencapai ampunan dan ridho Alloh SWT.

Hadirin yg berbahagia, iman dan taqwa kita kepada Alloh SWT, semakin hari sedapat mungkin semakin kita tingkatkan.

Oleh karena itu, dalam kehidupan kita sehari - hari, marilah kita isi sepenuhnya dengan beribadah kepada Alloh SWT.
Kita isi sepenuhnya dengan ber dzikir kepada Alloh SWT.
Salah satu bentuknya seperti pada saat ini, kita tengah ber ibadah, sedang ber dzikir kepada Alloh SWT, yaitu menjalankan sholat Jum'at.
Tidak sedikit orang - orang yang tidak melaksanakan ibadah sholat jum'at.
Tidak sedikit orang - orang yang masih banyak menjalankan kesibukan - kesibukan dunia.
Mungkin pula ada yang berada di tempat kemaksiatan, mungkin ada yang sedang enak tidur dan lain sebagainya.
Mereka lupa, bahwa pada detik ini, saat ini, harus ber dzikir kepada Alloh. Lupa akan kewajiban menjalankan sholat jum'at.

Hadirin yg berbahagia, kita di ingatkan, di peringatkan, oleh Alloh SWT melalui QS Al Munaafiquun 63:9 yang artinya " Hai orang2 yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak - anakmu melalaikan kamu dari mengingat Alloh. Barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang - orang yang rugi"

Hadirin yg berbahagia, ayat ini merupakan peringatan Alloh kepada kita semua dalam menjalankan kehidupan sehari - hari, dalam rangka mengejar dunia, uang, dan lain sebagainya, maupun dalam rangka bergaul dengan anak keturunan kita. Jangan sampai semua itu menyebabkan kita lupa kepada Alloh.
Menyebabkan kita lupa kepada perintah - perintah Alloh.
Menyebabkan lupa kepada rambu - rambu Alloh.
Tidak mengenal halal haram, tidak mengenal kemaksiatan, tidak mengenal kebaikan.
Tidak sedikit manusia karena mengejar kekayaan, mengejar uang, mengejar kedudukan, mengejar kebutuhan ekonomi, sehingga melalaikan ibadah dan bentuk - bentuk kebaikan yg di perintahkan Alloh SWT.

Soal apa yang kita miliki ( harta benda ) nanti pada hari kiamat, akan di tanya 2 masalah yaitu :

Pertama, dari mana kamu berusaha, dari mana kamu dapatkan kekayaan itu, dari mana kamu dapatkan uang itu.
Ini akan di tanya oleh Alloh. Karena kesibukan mencari uang, sehingga tidak lagi memperhatikan hal - hal kebaikan dan waktu. Mudah - mudahan saya pun teringatkan oleh ayat ini.

Sekali - kali dalam kesibukan duniawi, dalam mencari uang, kita harus memperhatikan hal - hal kebaikan dan kita harus memperhatikan waktu - waktu ibadah, jangan sampai ditinggalkan dan jangan sampai kita termasuk orang - orang yang melalaikan/melupakan.

Yang kedua, kemana kamu belanjakan? Kemana kamu gunakan?
Kalau sudah mendapatkan uang, dengan usaha yg maksimal, dengan usaha yang semangat, keringat sendiri, pikiran sendiri, membuat merasa apa yang di dapatkan merasa milik sendiri dan melupakan amanat dari Alloh yang terkandung di dalamnya. Biasanya kebanyakan kalau sudah mendapatkan uang, maka yang di bayangkan adalah kenikmatan untuk diri dan keluarganya sendiri. Kemewahan untuk diri dan keluarganya sendiri, tidak ingat orang lain. Biar orang lain susah, menderita,.... bukan urusan.
Jadi kemana kamu gunakan hasil / hartamu? Untuk senang - senang? Atau untuk hal - hal yang diperintah oleh Alloh SWT. Inilah yang biasanya kita lupa.
Inilah peringatan dari Alloh.

Jika kita benar - benar terpedaya oleh duniawi yg menyebabkan kita lupa kepada Alloh, ber dzikir kepada Alloh,  beribadah kepada Alloh, merapuhkan iman dan taqwa kita kepada Alloh SWT, maka kita semua termasuk orang - orang yang merugi.

Ini adalah kerugian akhirat, bukan kerugian dunia. Jika kerugian dunia masih bisa banyak yang menolong, masih bisa bangun.
Tapi jika kerugian akhirat, ini merupakan bentuk laknat Alloh SWT.

Mudah - mudahan kita terhindarkan, dan kita benar - benar teringatkan dengan ayat ini, sehingga dalam menghadapi dunia, harta benda, kita tidak melupakan Alloh SWT

Tentang Blog Nasehat Untukku

Assalamualaikumwarohmatulloh.

Blog ini berisi ringkasan khutbah jum'at yang  saya ikuti sebagai catatan untuk saya sendiri, sebagai suplemen maupun nasehat bagi saya pribadi. Ide awal pembuatan blog ini karena sering kali khutbah yang saya ikuti banyak memberikan inspirasi, pengingat, pelajaran, wawasan maupun pemahaman akan Islam, dan sering kali terlupakan isi yang terkandung dalam khutbah tersebut selepas beberapa waktu kemudian.
Oleh karena itu, dari hal tersebut saya bermaksud menulis rangkuman khutbah jum'at yang saya ikuti, dimulai dari post "Nasehat Ahad 7 Mei 2010". Semoga bisa istikomah dan semoga para pembaca dapat merasakan hal yang sama pula. Amiin.
Semoga catatan ini dapat menjadi pengingat bagi saya pribadi maupun para pembaca blog ini, jika ada kesalahan, ketidak samaan persepsi mohon maaf sebelumnya, karena kesempurnaan hanya milik Alloh SWT. Mohon kritik dan saran nya.