Senin, 05 Juli 2010

Nasehat 1 Juli 2010


Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita. Untuk meningkatkan iman dan taqwa kita harus senantiasa menambah ilmu syariah, ilmu petunjuk, ilmu hidayah dari Alloh SWT dan Rosullulloh saw. Tanpa ilmu, tanpa mengetahui petunjuk, bimbingan, hidayah dari Alloh SWT dan Rosululloh, selamanya kita tidak dapat meningkatakan ketaqwaan kita.
Setelah kita benar - benar mengetahui, berilmu, mengerti tentang petunjuk Alloh, petunjuk Rosululloh maupun keteladanan beliau, kita harus bisa melaksanakan dan mengerjakannya. Setiap hari sedapat mungkin terus mengkaji dari Qur'an maupun hadist Rosul.

Mungkin kita, saya sendiri juga menyadari, ilmu maupun pengetahuan yang telah kita miliki tidak dapat kita laksanakan semuanya. Tetapi harus dan kita koreksi berapa yang telah kita laksanakan.
Mengapa demikian? Karena kita harus menjauhkan diri dari sifat munafik. Menjauhkan diri dari orang-orang yang digolongkan sebagai munafik oleh Alloh SWT.  Karena kemunafikan seseorang akan mendapatkan siksa yang pedih.

Kalau kita perhatikan, termasuk diri kita sendiri, tidak sedikit orang sudah menyadari bahwa sholat itu karena Alloh. Dan banyak orang menyadari (berarti telah memiliki ilmunya dan pengetahuan tentangnya) bahwa judi itu dosa dan dilarang Alloh. Dan tidak sedikit orang yang mengetahui bahwa membantu orang, saling menyayangi, saling mengasihi saling melindungi antara satu dan yang lain adalah keteladanan Rosululloh. Tetapi, hanya sedikit orang yang dapat melakukan.

Oleh karena itu dari ilmu mari kita mengoreksi diri masing masing. Sangat penting sekali kita menjaga dan meningkatkan ke imanan dan ketaqwaan kita. Banyak yang kita tahu, mengerti, dan pahami tetapi belum kita kerjakan.

Hal ini telah digambarkan dalam QS. Al Baqarah ayat 8 - 20, yang artinya:

ayat 8 : Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

ayat 9 : Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
ayat 10 : Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta

ayat 11 : Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."

ayat 12 : Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.

ayat 13: Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.

ayat 14 : Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".

ayat 15 : Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

ayat 16 : Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

ayat 17 : Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

ayat 18 : Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).

ayat 19 : Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir

ayat 20: Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

Ini menggambarkan sifat - sifat kemunafikan. Yang wujudnya seperti dalam pembukaan di atas, yaitu mengetahui, memahami, mengerti tentang ilmu agama, tetapi tidak dilaksanakan. Diperumpamakan dalam ayat di atas seperti orang yang menerima hidayah, tetapi setelah mereka terima lalu mereka buang dan ditinggalkan. Lalu kehidupan mereka dalam kegelapan. Gelap hati, mata, mulutnya, dan selamanya jika demikian, tidak dapat kembali ke jalan yang benar.

Mudah - mudahan kita jangan seperti apa yang di sebutkan dalam ayat tersebut.
Sekali lagi, termasuk untuk saya sendiri, marilah kita tingkatkan amal ibadah kita, ketaqwaan kita, apa yang kita ketahui tentang petunjuk Alloh dan sunnah Rosululloh, marilah kita laksanakan.

3 comments:

wawan cyber mengatakan...

copy dulu ah... nanti kalo sempet dibaca... :D

Dunia Muslimah mengatakan...

Memang yang paling berbahaya adalah munafik, kami berlindung kepada Allah dari hal seperti itu.

earn mengatakan...

mantep makasih infonya

Posting Komentar