Minggu, 27 Juni 2010

Nasehat 25 Juni 2010

Marilah kita selalu mengingat dan memuji Alloh SWT, karena Alloh - lah yang bisa memberi nikmat, taufik dan hidayah kepada kita semua. Kemudian sholawat dan salam mudah - mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, hingga umat beliau.

Marilah kita selalu berusaha untuk menjadi orang yang bertaqwa, menjalankan perintah dan menjauhi apa yang telah dilarang NYA. Orang bertaqwalah yang akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Arti taqwa, semua ulama, ustadz maupun kiai, memberikan pengertian yang sama. Apabila kita bertaqwa kita akan diberikan kemudahan, berbagai macam rizqi yang tidak terduga. Yang namanya rizqi bukan hanya bermakna harta kekayaan, tetapi lebih bersifat umum misalnya seperti kesempatan bisa datang ke masjid, bisa juga kesempatan mencari ilmu, bisa kesempatan untuk beramal, dan sebagainya. Itu adalah rizqi dari Alloh SWT.

Kita bisa membayangkan seandainya pada saat kita mendengar adzan dhuhur (atau waktu yang lain), jika tidak karena rizqi dari Alloh, tentu kita tidak dapat melangkahkan kaki untuk ke masjid. Bisa saja sakit, dan lain sebagainya. Atau mungkin kita ada kesempatan untuk melakukan sholat tahajud, ini juga termasuk rizqi dari Alloh SWT.
Oleh karena itu, rizqi yang telah diberikan oleh Alloh ini jangan di sia - sia kan.
Sekali lagi jangan di sia - sia kan.
Jangan selalu mencari cari alasan dalam menjalankan ibadah. Contohnya terlambat datang ke masjid karena berbagai macam alasan.

Jadi marilah kita mengingatkan kepada diri kita sendiri, termasuk saya sendiri, untuk meningkatkan ketaqwaan kita dan berusaha melaksanakan ibadah semaksimal mungkin.

Selasa, 22 Juni 2010

Announcement















Mohon maaf sebelumnya untuk pembaca dan pengunjung blog saya, setelah  membaca komen John Terro (lihat gambar), kupikir kebanyakan pasti akan berpikir juga judul Ahad di tiap postingan saya bermakna nama hari (Ahad = minggu). Padahal jika di cermati antara Ahad (yang diartikan sebagai hari) dan tanggal di belakangnya jika di cocok kan dengan  kalender tentu tidak sama. Oleh karena itu, agar tidak menimbulkan kerancuan lagi, judul postingan sebelumnya saya hilangkan judul Ahad nya.
Trims sebelumnya untuk John Terro, dan mohon maaf sekali lagi buat semua.

Minggu, 20 Juni 2010

Nasehat 18 Juni 2010

Hadirin, hendaknya kita meningkatkan kesadaran kita, bahwa mengarungi kehidupan di dunia ini juga bekal untuk hidup di akhirat nanti adalah dengan mengikuti syariah Islam secara utuh .
Tanpa melalui syariah Islam maka perjalanan hidup kita, usaha kita, akan sia - sia.
Dari mulai lahir hingga menjelang kematian kita, tidak ada alasan untuk tidak menambah ilmu tentang Islam, karena masih banyak permasalahan - permasalahan tentang Islam yang belum kita ketahui.

Jadi sebagai kaum muslim, kita harus siap menyampaikan risalah tentang Islam. Juga hendaknya kita siap mendengar pengetahuan maupun ceramah tentang Islam. Jadi semampu kita, sampaikan walaupun satu ayat di iringi oleh pengetahuan dan pemahamannya.

Namun dalam menyampaikan Islam, Alloh selalu  memberikan tantangan untuk menguji sampai dimana kesabaran manusia menyampaikan hukum Islam ini. Jadi tidak semudah apa yang kita perkirakan. Tidak semua penyampai yang baik diterima. Tidak semuanya. Karena banyak juga yang memandang kebenaran sudah tidak di ukur lagi dengan dalil Islam. Kebanyakan mereka menilai bahwa kebenaran dinilai dari pokoknya keterangan itu diterima oleh masyarakat ya sudah itu benar.

Jadi kebanyakan kaum muslimin sendiri tidak peduli, apakah yang diterima oleh masyarakat itu bertentangan dengan ayat - ayat Alloh, hadits Rosullulloh, tidak peduli. Yang penting masyarakat menerima ya sudah, itu berarti benar. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman secara menyeluruh tentang Islam.
Dengan kondisi semacam itu, maka kebangkitan Islam itu tidak akan pernah terjadi, karena hanya menerima dan menerima saja. Apapun yang di hembuskan oleh barat, selalu di terima dan di terima tanpa mengadakan seleksi. Bagaimana hendak menyeleksi, untuk mengaji saja malas luar biasa. Bahkan ilmu agama itu hampir saja boleh dikatakan tidak laku. Kalah dengan pengetahuan pengetahuan yang lain.

Mari kita baca Q.S Ali Imron ayat 186 yang artinya : "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."

Dalam masalah harta di atas dapat berarti kekurangan harta bisa juga kelebihan harta. Itu ujian. Orang yang paham tentang Islam, berlebihan harta, tidak akan terpengaruh oleh rutinitas. Tetapi tetap menjalankan tugas - tugas yang diperintahkan Alloh. Jika telah waktunya menjalankan perintah NYA tentu rutinitas pekerjaan, perdagangan, dan sebagainya ditinggalkan.
Begitu juga dengan kekurangan harta. Dengan kekurangan itu tidak membuat dirinya itu putus asa. Selalu biasa - biasa saja.  Tetap berjihad fisabilillah. Tetap semangat untuk beribadah kepada Alloh. Yang penting itu berguna bagi dirinya maupun orang lain.
Yang kedua, dalam hal menyampaikan risalah, akan ada omongan dari para ahli kitab maupun orang - orang musyrik yang menyakitkan. Modalnya untuk menghadapi itu semua adalah kesabaran dan taqwa.

Dalam suatu riwayat, berdasarkan hadits soheh Bukhori yaitu sebelum terjadinya perang Badar , Rosululloh hendak menyampaikan wahyu dari Alloh SWT yang baru di dapat pada suatu majelis. Pada majelis tersebut terdapat banyak orang, termasuk kaum yahudi, nasrani, maupun kaum munafik. Setelah turun dari unta dan menyampaikan salam, Rosululloh malah disambut dengan perkataan untuk tidak mengotori majelis mereka dengan nasehat - nasehat beliau dan menyuruh beliau untuk kembali naik unta dan pergi dari majelis tersebut. Oleh mereka dianggap mengganggu. Padahal tujuan Rosululloh adalah untuk meng Islamkan kaum muslimin yang pada waktu itu masih minoritas dan pergaulannya masih campur baur.

Jadi selama ajaran Islam belum di fahami secara kafah, tetaplah kaum muslimin itu terdholimi oleh aliran - aliran lain. Mengapa kaum muslimin posisinya terlalu lemah? Karena apa? Karena kaum muslimin punya penyakit memahami dan mempelajari Islam tidak keseluruhan, tapi sebagian - sebagian, dan ada juga yang terpengaruh oleh faham kapitalis.
Ciri dari orang kapitalis adalah pokoknya dirinya untung, apakah orang lain sejahtera tidak ada urusan, karena memang aturan dalam kapitalis tidak memikirkan masyarakat secara umum. Kapitalis itu menganggap bahwa agama itu penting, tapi agama itu sifatnya hanya mengatur individu, pribadi - pribadi dan ibadat yang sifatnya ritual saja. Jadi Islam jangan sampai mengatur aturan - aturan yang sifatnya umum untuk masyarakat. Padahal Al Qur'an diturunkan untuk mengatur semua aktivitas kehidupan di muka bumi ini.  Islam mengatur agar umat itu sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
Sementara itu mereka, orang - orang kapitalis, dengan seenaknya meng-intervensi negara mayoritas muslim. Mengandalkan alat - alatnya, kesombongannya, bahkan memporak porandakan negeri itu.

Oleh karena itu harus ada semangat untuk mengembalikan Islam seperti di jaman Rosululloh, dan tidak terpecah belah seperti sekarang. Banyak aliran - aliran. 
Jadi sekali lagi hendaknya kaum muslim terus sabar berusaha menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Jangan menjadi pesimis dalam rangka mengembalikan Islam seperti masa kejayaannya dulu. Tetaplah berpegang pada Al Qur'an dan hadits.

Jumat, 11 Juni 2010

Nasehat 11 Juni 2010

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh yang selalu berkenan memberikan anugerah kepada kita semuanya. Berkat anugerah Alloh, berkat rahmat Alloh, kita masih dapat melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Alloh kepada kita semua.

Hadirin sekalian, pada kejadian-kejadian yang terjadi belakangan di negara kita ini, sering kali kita dengar bahwa, ada banyak orang yang mengambil jalan pintas ketika menerima suatu bencana musibah yang begitu kuat. Katakanlah seorang yang terbelit hutang bertumpuk - tumpuk dan usahanya tidak jalan. Tanggungan yang banyak. Dia mengambil jalan pintas, karena menganggap bahwa kematian dapat mengatasi segala masalah. Mengambil jalan bunuh diri. Atau seorang yang tidak lulus ujian, mengambil jalan pintas dengan bunuh diri.

Bunuh diri...bunuh diri...bunuh diri...dalam segala persoalan.

Mereka mengira, mereka beranggapan, bahwa dengan bunuh diri maka selesai perkara dan masalah.
Sekarang mari kita buka, kalau mereka ber angan-angan seperti itu, tentu angan-angan atau persangkaan itu jauh dari kebenaran. Apakah benar setelah kematian itu selesai perkara dan masalah? Apakah tidak ada kehidupan lain? Jasad seseorang memang mati, tidak berfungsi. Tetapi ruh itu sendiri kemana?

Dalam kitab kumpulan hadits bukhari muslim diceritakan bahwa Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu (istrinya Abu Salamah, yang belakangan menjadi istri Rosululloh) berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke rumah Abu Salamah sewaktu matanya masih terbuka, lalu beliau memejamkan matanya. Kemudian berkata: "Sesungguhnya ruh itu bila dicabut maka pandangannya mengikutinya." Maka menjeritlah orang-orang dari keluarganya, lalu beliau bersabda: "Janganlah kamu berdoa untuk dirimu sendiri kecuali demi kebaikan, karena sesungguhnya malaikat itu mengamini apa yang kamu ucapkan." Kemudian beliau berdoa: "Ya Allah berilah ampunan kepada Abu Salamah, tinggikanlah derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkanlah baginya dalam kuburnya, terangilah dia didalamnya, dan berilah penggantinya dalam turunannya."
Ini bukan berdasar angan - angan. Ini sabda Rosululloh yang berdasar wahyu ilahi. Artinya seseorang yang mati, jasadnya yang mati, tidak berfungsi. Tetapi ruhnya, kemana perginya dan dimana ia berada?
Wallohu a'lam. Alloh yang tahu.
Jadi jangan terburu-buru mengambil kesimpulan dengan bunuh diri akan menyelesaikan perkara.
Nanti dulu.

Beberapa keterangan lain mengatakan, dalam kitab kumpulan hadits bukhari muslim, Aisyah Radliyallaahu 'anhu, istri Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, pernah bercerita bahwa telah datang dua orang perempuan Yahudi kepada beliau ('Aisyah r.a). Mereka berkata bahwa ahli kubur itu disiksa di kubur - kubur mereka. Tetapi beliau, 'Aisyah r.a, tidak percaya karena yang berbicara Yahudi. Setelah itu, datang Rosululloh dan diceritakan oleh 'Aisyah r.a kejadian tersebut. Apa kata Nabi? Benar perempuan Yahudi itu yang mengatakan ahli kubur itu di siksa oleh Alloh dalam kubur - kubur mereka. Kata Nabi, semua binatang mendengar suara jeritan dari orang-orang yang di siksa dalam kubur mereka.
Setelah kejadian itu 'Aisyah r.a setiap sholat beliau selalu berdo'a:

"Allaahumma innii a'uudzubika min 'adzaabil qabri wamin 'adzaabinnaari wamin fitnatil mahyaa wal mamaati wamin fitnatil masiihid dajjaali "
("Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, dari fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah al-Masih Dajjal.")

Jadi kepada orang-orang yang mengatakan bunuh diri itu menyelesaikan masalah, nanti dulu, itu angan - angan saudara.
Kalau anda terjepit persoalan hingga begitu kuat, katakanlah misalnya kejelekan anda di buka oleh seluruh masyarakat dunia melalui internet, terima saja dengan sabar. Kesabaran akan membawa dampak baik bagi kehidupan anda. Bukan dengan mengambil jalan pintas melakukan bunuh diri dan beranggapan akan menyelesaikan persoalan.
Mudah-mudahan tidak seperti itu.

Dalam satu riwayat juga diceritakan bahwa nabi pernah melewati dua kuburan. Dan Nabi diberikan kemampuan oleh Alloh SWT dapat menangkap, mendengar suara jeritan orang yang di siksa. Itu anugerah Alloh. Penyebab kedua mayat tersebut di siksa, yang pertama di siksa karena tidak bersuci/thaharah setelah buang air. Yang kedua karena selalu memprovokasi, menjelek - jelekkan orang, merusak orang, meng adu domba orang.
Artinya apa? Ada kehidupan setelah kematian, ada kegiatan. Ada sesuatu. Itu adalah dimulai nya periode - periode dimana berlaku azab kubur, siksa kubur dan juga adanya nikmat kubur.

Oleh karena itu Nabi Muhammad saw mengajarkan untuk berdo'a berlindung dari 4 azab yaitu siksa kubur, siksa neraka, fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah Dajjal. ("Allaahumma innii a'uudzubika min 'adzaabil qabri wamin 'adzaabinnaari wamin fitnatil mahyaa wal mamaati wamin fitnatil masiihid dajjaali")

Semoga kita selalu diberi kemampuan oleh Alloh untuk berhati - hati sehingga kita mati dalam keadaan muslimin lillahi ta'ala.

Minggu, 06 Juni 2010

Nasehat 4 Juni 2010

Pertama syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Alloh SWT yang senantiasa melimpahkan karunia rahmat, nikmat, taufik dan hidayatNYA  kepada kita sekalian, sehingga pada kesempatan ini kita masih dalam keadaan sehat wal afiat, dapat beribadah kepada Alloh SWT.
Kemudian semoga sholawat dan salam tetap dilimpahkan  kepada Nabi kita Muhammad saw, yang  telah berjuang dengan penuh kesungguhan, membela, menyebarkan agama Alloh SWT.
Mudah-mudahan kita sebagai pewarisnya, demikian juga berjuang dengan sungguh-sungguh dalam rangka mengamalkan dan menyebarkan agama Alloh SWT.

Hadirin yg berbahagia, kita secara terus menerus, tidak ada henti-hentinya sampai akhir hayat kita, untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Alloh SWT, dalam arti melaksanakan perintah-perintahNYA dan menjauhi larangan-laranganNYA.
Dalam menjalankan perintah-perintah Alloh kita harus menjalankan dengan penuh kesungguhan, sehingga kesungguhan itu dapat dilihat oleh Alloh SWT.
Inilah kunci keberhasilan untuk mendapatkan kebahagiaan surga Alloh kelak di akhirat, termasuk kunci keberhasilan kehidupan dunia.

Alloh berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 214 yang artinya:

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga? Surga adalah lambang keberhasilan, kebahagiaan, kesuksesan. Untuk mendapatkannya tidaklah semudah yang kita kira.
Untuk mendapatkan keberhasilan hidup dunia maupun akhirat harus memenuhi syarat berikutnya yaitu sebelum nyata bagi Alloh orang-orang yg berjihad di antara kamu. Sebelum nyata bagi Alloh apakah kamu termasuk orang-orang yg berjihad.

Makna jihad di sini sangat luas, di antaranya jihad melawan hawa nafsu,jihad melawan kemalasan, dan sebagainya. Berarti juga dalam mengerjakan perbuatan, amalan, ibadah, dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Tidak kepalang tanggung. Bentuk pekerjaan apapun jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh maka yang memberi  pekerjaan pasti senang.

Apalagi sebuah pekerjaan ibadah, yang kita dihadapkan langsung kepada Alloh SWT. Apabila ibadah tersebut dikerjakan dengan sungguh-sungguh maka menyebabkan Alloh senang sehingga kita akan memperoleh balasan kebaikan pula.  Jika sebaliknya boleh jadi ibadah yg dikerjakan tidak memperoleh apa-apa / sia-sia.

Oleh karena itu, bersungguh-sungguh dalam mengerjakan ibadah merupakan salah satu syarat diterimanya ibadah kita.
Namun kesungguhan di sini hanya Alloh yang melihat maupun menilai, bukan manusia. Kadang-kadang kita menilai orang lain "...wah ibadahnya rajin, sholatnya sungguh-sungguh, puasanya sungguh-sungguh", tapi yang bisa menilai sebenarnya hanyalah Alloh.
Kelihatannya sungguh-sungguh, tetapi Allohlah yang menilai semua itu. Kalau sesama manusia, tidak dapat melihat apa yang ada di dalam hati orang lain, tetapi hanya Alloh yang tahu. Yang menilai dan melihat adalah Alloh semua kesungguhan ibadah kita.

Maka jangan sembrono, jangan menggampangkan dalam menjalankan ibadah. Untuk dinilai sungguh-sungguh, jika terhadap sesama sangat mudah, tetapi kepada Alloh SWT, ingatlah bahwa Alloh maha teliti, maha tahu kesungguhan kita.
Jadi marilah dalam beribadah, bentuk ibadah apapun kita kerjakan dengan penuh kesungguhan.

Kemudian disamping bersungguh-sungguh, harus disertai sabar, ulet, istiqomah. Jadi senantiasa meningkatkan kesabarannya. Hidup ini penuh gelombang, kadang di atas kadang di bawah. Kadang sehat kadang sakit. Begitu pula dalam menjalankan ibadah kepada Alloh, kadang senang, semangat, ridho, kadang-kadang malas. Jika tidak memiliki kesabaran, ketekunan, keuletan, maka akan gampang putus asa, mudah sekali meninggalkan ibadah.

Orang yg benar-benar memiliki kesabaran, dalam keadaan apapun, susah senang, menderita, sakit, kegoncangan, kegelisahan, mereka itulah termasuk benar imannya dan termasuk orang yang bertaqwa.