Selasa, 25 Mei 2010

Nasehat 21 Mei 2010

Kita hendaknya selalu meningkatkan keimanan, ketaqwaan kita. Meningkatkan kekuatan kita dalam rangka menunaikan ibadah kepada Alloh SWT.

Sebagaimana firman Alloh di dalam QS. Al Bayyinah ayat 5 yang artinya "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."
Jadi kita diciptakan Alloh di muka bumi tidak diperintahkan kecuali beribadah, berhamba kepada Alloh. Cara berhambanya mukhlisin, dengan ikhlas, dengan tulus. Hanya semata-mata mengharap ridho NYA.
Dengan lurus, maksudnya tidak berbelok - belok, tidak membuat aturan sendiri, tetapi sesuai dengan aturan Alloh dan rosulNYA.

Dalam QS. Adz Dzaariyaat ayat 56 disebutkan pula bahwa Alloh tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Alloh, beribadah kepada Alloh. Di sini disebutkan makhluk Alloh hanya jin dan manusia, sementara makhluk-makhluk yg lain seperti gunung, langit, udara, pepohonan, air dan berbagai macam yang kita lihat, itu juga semuanya makhluk Alloh.
Tapi di dalam ayatnya tidak dianjurkan untuk ber ibadah, karena makhluk yg lain itu adalah merupakan pelengkap untuk memenuhi kebutuhan kita sebagai manusia. Untuk itu kita sebagai manusia di tuntut untuk ber ibadah.

Namun dalam rangka mengabdi kepada Alloh di sini, Alloh juga menciptakan tantangan-tantangan. Kira-kira apakah kita tetap beribadah tidak dengan adanya tantangan atau cobaan tersebut. Selain itu, Alloh menciptakan tantangan tersebut agar dapat diketahui termasuk golongan mana kita ini. Apakah termasuk mujahid ataukah termasuk orang yang dholim.

Alloh berfirman dalam QS. Muhammad ayat 31 yg artinya "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu."
Alloh membuat tantangan / membuat ujian itu dalam bentuk kesenangan, ke-enakan maupun dengan kepahitan atau penderitaan. Jadi Alloh memberi cobaan itu enak atau tidak enak, tetapkah kita sebagai hamba Alloh beribadah dengan sungguh - sungguh.
Apakah masih terus beribadah, termasuk mujahid, orang yang bersungguh - sungguh, termasuk orang yang sabar, konsisten, istiqomah?

Jadi di sini kita butuh kekuatan, butuh kekokohan dalam rangka menghadapi ujian-ujian itu, agar kita tetap konsisten, tetap beribadah kepada Alloh. Dengan adanya sibuk pekerjaan, dagangan yang sedang ramai, dan sebagainya, apakah masih tetap ngaji? Apakah masih tetap mau sholat berjama'ah sesuai dengan waktunya? Dan seterusnya.

Jika Alloh memberikan ujian yang berat, kemudian kaum itu masih tekun, masih terus menerus berusaha dan berusaha, beribadah dan beribadah, maka kaum tersebut berarti di cintai oleh Alloh. Jadi jika Alloh mencintai kaumnya pasti Alloh memberi ujian. Makin besar cinta Alloh kepada kaum, maka makin besar ujian yang diberikan kepada hambanya tadi.

Ada hadits dari Sa'ad bin Abu Waqqash riwayat At Tirmidzi, Imam Hanafi dan Umayyah bahwa suatu hari Sa'ad bertanya kepada Rosululloh, wahai Rosullulloh, siapa diantara manusia yang paling berat ujiannya? Jawab Rosullulloh, "para Nabi". Jadi ujian yang paling berat itu diterima para Nabi.
Seperti Nabi Sulaiman as, yang diberi dengan berbagai macam kesenangan sebagai Raja, sebagai penguasa. Diberi limpahan harta benda. Diberi mukjizat mampu berbicara dengan hewan, mengendarai angin, dan sebagainya. Namun Nabi Sulaiman as tetap tawadu kepada Alloh, Nabi Sulaiman tidak terpengaruh dengan semuanya itu. Tetap ber hamba kepada Alloh dengan ikhlasnya. Begitu juga dengan Nabi-Nabi lainnya. Nabi Muhammad saw sendiri juga dalam berdakwah diberi berbagai ujian dalam berbagai macam ancaman, di lempari batu, di fitnah, di usir, dan sebagainya. Tapi Nabi Muhammad saw tetap sabar, tetap berjuang hingga berhasil.

Dalam QS. Al Ankabuut ayat 2 yang artinya "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?".
Semua hamba Alloh yang hendak meningkat derajatnya pastilah akan di uji.
Contoh sederhana pada pendidikan/sekolah baik formal maupun non formal kalau hendak naik tingkat, pasti ada ujian. Demikian pula dengan keimanan/ketaqwaan seseorang, kalau keimanan tersebut hendak meningkat, pasti di sana mengalami ujian dan ujian.

Jadi dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, menghadapi berbagai macam tantangan dan cobaan, adalah kita mampu menghimpun kekuatan untuk ikhlas dan penuh dengan kesabaran.

Minggu, 16 Mei 2010

Nasehat 14 Mei 2010

Dalam tiap Jum'at di masjid, kita senantiasa mendengar sang khotib membacakan Qur'an pada bagian mukadimah, diantaranya "Wahai orang beriman, berbaktilah kepada Alloh dengan bakti yang sebenar - benarnya, dan janganlah sampai anda mati kecuali dalam keadaan berserah diri kepada Alloh"
Yang ingin di kemukakan pada kesempatan ini, jangan sampai mati kecuali dalam keadaan berserah diri, pasrah, kepada Alloh.

Apa kira - kira balasan atau janji Alloh bagi orang yang mati tidak muslim/kafir?

Kita buka Al Quranul Karim. Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa sesungguhnya orang - orang yang kafir, yang tidak percaya kepada Alloh, yang tidak percaya Al qur'an,  yang tidak percaya akhirat, dan dia mati dalam keadaan ingkar, maka mereka itu akan mendapat kutukan para malaikat, kutukan Alloh dan mereka tidak diberi keringanan siksanya dan tidak ditangguhkan.

Nabi Ibrahim a.s juga berpesan kepada anak - anaknya, dia katakan bahwa Alloh telah pilihkan agama untuk kalian semua, dan jangan kalian mati kecuali dalam keadaan berserah diri kepada Alloh.

Dalam ayat yang lain Alloh berfirman bahwa sesungguhnya orang - orang yang mati kafir, maka tidak akan diterima tebusan emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus dengan itu.
Artinya tidak mendapatkan pengampunan dari Alloh, walaupun Alloh Maha Pengasih dan Penyayang tetapi itulah peraturan Alloh. Alloh tidak menganiaya hambanya, tetapi itulah peraturan Alloh.

Dalam Al Qur'an diceritakan juga tentang orang - orang musyrik yang selalu menekan orang muslim di Mekah di awal munculnya Islam, dengan tujuan agar orang muslim tersebut kembali ke dalam ke musyrikan lagi. Dalam hal ini Alloh berfirman siapa yang murtad (keluar dari Islam), dan mati dalam keadaan itu (kafir) maka akan sia-sia amalnya di dunia dan akhirat. Yang pernah diperbuat biarpun amal soleh, maka akan sia sia.

Karena itu lah selalu ingat kepada Alloh. Dzikir lah kepada Alloh dalam keseharian kita.

Sekarang mari kita ingat kejadian di zaman Rosululloh s.a.w, paman Nabi yang bernama Abu Thalib (kita tahu Abu Thalib adalah orang yg berjasa merawat Rosullulloh setelah ditinggal mati oleh Abdul Muththalib hingga Rosul menyampaikan risalah Alloh)
Ketika Abu Thalib menjelang kematian, Rasulullah s.a.w datang menemuinya. Ternyata di sana sudah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Mughirah. Lalu Rasulullah saw. berkata: Wahai pamanku, ucapkanlah: Laa ilaaha illalloh, ucapan yang dapat kujadikan saksi terhadapmu di sisi Allah. Tetapi Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah berkata: Hai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama Abdul Muththalib?
Rasulullah saw. terus-menerus menawarkan kalimat tersebut dan mengulang-ulang ucapan itu kepada Abu Thalib, sampai ia (Abu Thalib) mengatakan ucapan terakhir kepada mereka, bahwa ia tetap pada agama Abdul Muththalib dan tidak mau mengucapkan: Laa ilaaha illallah. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Sungguh, demi Allah, aku pasti akan memintakan ampunan buatmu, selama aku tidak dilarang melakukan hal itu untukmu.
Kemudian Allah Taala menurunkan firman-Nya: Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat mereka, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu penghuni neraka jahim. Dan mengenai Abu Thalib, Allah Taala menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Shahih Muslim No.35)

Dibagian lain dalam Al Qur'an juga diceritakan Nabi Yusuf a.s berdoa yang artinya : "Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takwil mimpi. (Ya Tuhan). Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh." (Q.S. Yusuf : 101).

Kita ingat juga ketika tukang - tukang sihir fir'aun yang di kalahkan oleh nabi Musa a.s, dan akhirnya menyerah diri dan beriman kepada agama Alloh.
Dan ketika Fir'aun mengancam mereka "Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?, sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya dari padanya; maka kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini); demi, sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya."

Ahli-ahli sihir itu menjawab: "Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali. Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)". (Q.S. Al A'Raaf: 123 - 126). Itulah usaha mereka agar menjadi orang-orang muslimin dunia dan akhirat.

Oleh karena itu janganlah mati, kecuali dalam keadaan muslim, muslim yang sesungguhnya, dan berserah diri kepada Alloh. Kita tidak tahu kapan kita mati, maka marilah kita perbanyak dzikir kepada Alloh.

Jumat, 07 Mei 2010

Nasehat 7 Mei 2010

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang senantiasa menganugerahkan dengan berbagai macam kenikmatan - kenikmatan, sehingga pada kesempatan ini kita masih melewati hidup dalam keadaan sehat wal 'afiat, dapat melaksanakan ibadah sholat jum'at berjamaah.

Kemudian semoga sholawat dan salam tetap dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad saw, yang telah menuntun sekaligus memberi tauladan kepada kita dalam menjalankan hidup untuk mencapai ampunan dan ridho Alloh SWT.

Hadirin yg berbahagia, iman dan taqwa kita kepada Alloh SWT, semakin hari sedapat mungkin semakin kita tingkatkan.

Oleh karena itu, dalam kehidupan kita sehari - hari, marilah kita isi sepenuhnya dengan beribadah kepada Alloh SWT.
Kita isi sepenuhnya dengan ber dzikir kepada Alloh SWT.
Salah satu bentuknya seperti pada saat ini, kita tengah ber ibadah, sedang ber dzikir kepada Alloh SWT, yaitu menjalankan sholat Jum'at.
Tidak sedikit orang - orang yang tidak melaksanakan ibadah sholat jum'at.
Tidak sedikit orang - orang yang masih banyak menjalankan kesibukan - kesibukan dunia.
Mungkin pula ada yang berada di tempat kemaksiatan, mungkin ada yang sedang enak tidur dan lain sebagainya.
Mereka lupa, bahwa pada detik ini, saat ini, harus ber dzikir kepada Alloh. Lupa akan kewajiban menjalankan sholat jum'at.

Hadirin yg berbahagia, kita di ingatkan, di peringatkan, oleh Alloh SWT melalui QS Al Munaafiquun 63:9 yang artinya " Hai orang2 yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak - anakmu melalaikan kamu dari mengingat Alloh. Barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang - orang yang rugi"

Hadirin yg berbahagia, ayat ini merupakan peringatan Alloh kepada kita semua dalam menjalankan kehidupan sehari - hari, dalam rangka mengejar dunia, uang, dan lain sebagainya, maupun dalam rangka bergaul dengan anak keturunan kita. Jangan sampai semua itu menyebabkan kita lupa kepada Alloh.
Menyebabkan kita lupa kepada perintah - perintah Alloh.
Menyebabkan lupa kepada rambu - rambu Alloh.
Tidak mengenal halal haram, tidak mengenal kemaksiatan, tidak mengenal kebaikan.
Tidak sedikit manusia karena mengejar kekayaan, mengejar uang, mengejar kedudukan, mengejar kebutuhan ekonomi, sehingga melalaikan ibadah dan bentuk - bentuk kebaikan yg di perintahkan Alloh SWT.

Soal apa yang kita miliki ( harta benda ) nanti pada hari kiamat, akan di tanya 2 masalah yaitu :

Pertama, dari mana kamu berusaha, dari mana kamu dapatkan kekayaan itu, dari mana kamu dapatkan uang itu.
Ini akan di tanya oleh Alloh. Karena kesibukan mencari uang, sehingga tidak lagi memperhatikan hal - hal kebaikan dan waktu. Mudah - mudahan saya pun teringatkan oleh ayat ini.

Sekali - kali dalam kesibukan duniawi, dalam mencari uang, kita harus memperhatikan hal - hal kebaikan dan kita harus memperhatikan waktu - waktu ibadah, jangan sampai ditinggalkan dan jangan sampai kita termasuk orang - orang yang melalaikan/melupakan.

Yang kedua, kemana kamu belanjakan? Kemana kamu gunakan?
Kalau sudah mendapatkan uang, dengan usaha yg maksimal, dengan usaha yang semangat, keringat sendiri, pikiran sendiri, membuat merasa apa yang di dapatkan merasa milik sendiri dan melupakan amanat dari Alloh yang terkandung di dalamnya. Biasanya kebanyakan kalau sudah mendapatkan uang, maka yang di bayangkan adalah kenikmatan untuk diri dan keluarganya sendiri. Kemewahan untuk diri dan keluarganya sendiri, tidak ingat orang lain. Biar orang lain susah, menderita,.... bukan urusan.
Jadi kemana kamu gunakan hasil / hartamu? Untuk senang - senang? Atau untuk hal - hal yang diperintah oleh Alloh SWT. Inilah yang biasanya kita lupa.
Inilah peringatan dari Alloh.

Jika kita benar - benar terpedaya oleh duniawi yg menyebabkan kita lupa kepada Alloh, ber dzikir kepada Alloh,  beribadah kepada Alloh, merapuhkan iman dan taqwa kita kepada Alloh SWT, maka kita semua termasuk orang - orang yang merugi.

Ini adalah kerugian akhirat, bukan kerugian dunia. Jika kerugian dunia masih bisa banyak yang menolong, masih bisa bangun.
Tapi jika kerugian akhirat, ini merupakan bentuk laknat Alloh SWT.

Mudah - mudahan kita terhindarkan, dan kita benar - benar teringatkan dengan ayat ini, sehingga dalam menghadapi dunia, harta benda, kita tidak melupakan Alloh SWT

Tentang Blog Nasehat Untukku

Assalamualaikumwarohmatulloh.

Blog ini berisi ringkasan khutbah jum'at yang  saya ikuti sebagai catatan untuk saya sendiri, sebagai suplemen maupun nasehat bagi saya pribadi. Ide awal pembuatan blog ini karena sering kali khutbah yang saya ikuti banyak memberikan inspirasi, pengingat, pelajaran, wawasan maupun pemahaman akan Islam, dan sering kali terlupakan isi yang terkandung dalam khutbah tersebut selepas beberapa waktu kemudian.
Oleh karena itu, dari hal tersebut saya bermaksud menulis rangkuman khutbah jum'at yang saya ikuti, dimulai dari post "Nasehat Ahad 7 Mei 2010". Semoga bisa istikomah dan semoga para pembaca dapat merasakan hal yang sama pula. Amiin.
Semoga catatan ini dapat menjadi pengingat bagi saya pribadi maupun para pembaca blog ini, jika ada kesalahan, ketidak samaan persepsi mohon maaf sebelumnya, karena kesempurnaan hanya milik Alloh SWT. Mohon kritik dan saran nya.